Apa itu DHS dan DCS?
DHS (Sekrup Pinggul Dinamis)adalah implan bedah yang terutama digunakan untuk perawatan fraktur leher femur dan fraktur intertrokanterika. Implan ini terdiri dari sistem sekrup dan pelat yang memberikan fiksasi stabil dengan memungkinkan kompresi dinamis pada lokasi fraktur, sehingga mempercepat penyembuhan.
DCS (Sekrup Kondilus Dinamis)adalah alat fiksasi yang digunakan untuk fraktur femur distal dan tibia proksimal. Alat ini menggabungkan manfaat implan sekrup berkanulasi ganda (MCS) dan implan DHS, memberikan kompresi dinamis terkontrol melalui tiga sekrup yang disusun dalam konfigurasi segitiga terbalik.
Apa Perbedaan Antara DHS dan DCS?
DHS (Dynamic Hip Screw) terutama digunakan untuk fraktur leher femur dan intertrokanterika, memberikan fiksasi yang stabil dengan sistem sekrup dan pelat. DCS (Dynamic Condylar Screw) dirancang untuk fraktur femur distal dan tibia proksimal, memberikan kompresi dinamis yang terkontrol melalui konfigurasi sekrup segitiga.
Apa Kegunaan DCS?
DCS digunakan untuk menangani fraktur pada femur distal dan tibia proksimal. DCS sangat efektif dalam memberikan stabilitas dan mempercepat penyembuhan di area tersebut dengan memberikan kompresi dinamis terkontrol pada lokasi fraktur.
Apa Perbedaan Antara DCS dan DPL?
DPL (Penguncian Tekanan Dinamis)adalah jenis sistem fiksasi lain yang digunakan dalam bedah ortopedi. Meskipun DCS dan DPL bertujuan untuk memberikan fiksasi yang stabil pada fraktur, DPL biasanya menggunakan sekrup dan pelat pengunci untuk mencapai fiksasi yang kaku, sementara DCS berfokus pada kompresi dinamis untuk mempercepat penyembuhan fraktur.
Apa Perbedaan Antara DPS dan CPS?
DPS (Sistem Pelat Dinamis)DanCPS (Sistem Pelat Kompresi)Keduanya digunakan untuk fiksasi fraktur. DPS memungkinkan kompresi dinamis, yang dapat meningkatkan penyembuhan fraktur dengan mendorong pergerakan interfragmenter selama menahan beban. Di sisi lain, CPS memberikan kompresi statis dan digunakan untuk fraktur yang lebih stabil di mana kompresi dinamis tidak diperlukan.
Apa Perbedaan Antara DCS 1 dan DCS 2?
DCS 1 dan DCS 2 merujuk pada generasi atau konfigurasi yang berbeda dari sistem Sekrup Kondilus Dinamis. DCS 2 mungkin menawarkan peningkatan dalam hal desain, material, atau teknik bedah dibandingkan dengan DCS 1. Namun, perbedaan spesifik akan bergantung pada pembaruan dan pengembangan sistem yang dilakukan oleh produsen.
Bagaimana cara melakukan DHS?
DHS adalah prosedur bedah yang digunakan untuk menangani fraktur femur proksimal, termasuk fraktur intertrokanterika dan subtrokanterika. Prosedur ini meliputi langkah-langkah berikut:
1. Persiapan Praoperasi: Pasien dievaluasi secara menyeluruh, dan fraktur diklasifikasikan menggunakan studi pencitraan seperti sinar-X.
2. Anestesi: Anestesi umum atau anestesi regional (misalnya, anestesi spinal) diberikan.
3. Sayatan dan Pemaparan: Sayatan lateral dibuat di atas pinggul, dan otot ditarik untuk memaparkan tulang paha.
4. Reduksi dan Fiksasi: Fraktur direduksi (disejajarkan) dengan panduan fluoroskopi. Sebuah sekrup kanselus besar (sekrup lag) dimasukkan ke dalam leher dan kepala femur. Sekrup ini ditempatkan di dalam selongsong logam, yang terpasang pada pelat yang difiksasi ke korteks femur lateral dengan sekrup. DHS memungkinkan kompresi dinamis, yang berarti sekrup dapat meluncur di dalam selongsong, sehingga mempercepat kompresi dan penyembuhan fraktur.
5.Penutupan: Sayatan ditutup berlapis-lapis, dan drainase dapat dipasang untuk mencegah terbentuknya hematoma.
Apa itu Bedah PFN?
Operasi PFN (Paku Femoral Proksimal) adalah metode lain yang digunakan untuk menangani fraktur femur proksimal. Prosedur ini melibatkan pemasangan paku intramedula ke dalam kanalis femur, yang memberikan fiksasi stabil dari dalam tulang.
Apa itu Fenomena Z dalam PFN?
"Fenomena Z" pada PFN mengacu pada komplikasi potensial di mana kuku, karena desainnya dan gaya yang diberikan, dapat menyebabkan kolaps varus pada leher femur. Hal ini dapat menyebabkan malalignment dan luaran fungsional yang buruk. Fenomena ini terjadi ketika geometri kuku dan gaya yang diberikan saat menahan beban menyebabkan kuku bermigrasi atau mengalami deformasi, yang menyebabkan deformasi khas berbentuk "Z" pada kuku.
Mana yang Lebih Baik: Paku Intramedullary atau Sekrup Pinggul Dinamis?
Pilihan antara paku intramedular (seperti PFN) dan Sekrup Pinggul Dinamis (DHS) bergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis fraktur, kualitas tulang, dan karakteristik pasien. Studi menunjukkan bahwa PFN umumnya menawarkan beberapa keuntungan:
1.Mengurangi Kehilangan Darah: Operasi PFN biasanya menghasilkan lebih sedikit kehilangan darah intraoperatif dibandingkan dengan DHS.
2.Waktu Operasi Lebih Singkat: Prosedur PFN seringkali lebih cepat, sehingga mengurangi waktu anestesi.
3.Mobilisasi Dini: Pasien yang diobati dengan PFN seringkali dapat memobilisasi dan menahan beban lebih awal, sehingga mempercepat pemulihan.
4. Komplikasi yang Berkurang: PFN telah dikaitkan dengan lebih sedikit komplikasi, seperti infeksi dan malunion.
Namun, DHS tetap menjadi pilihan yang layak, terutama untuk jenis fraktur stabil tertentu di mana desainnya dapat memberikan fiksasi yang efektif. Keputusan harus dibuat berdasarkan kebutuhan masing-masing pasien dan keahlian dokter bedah.
Bisakah PFN Dihapus?
Dalam kebanyakan kasus, PFN (Paku Femoral Proksimal) tidak perlu diangkat setelah fraktur sembuh. Namun, pengangkatan dapat dipertimbangkan jika pasien mengalami ketidaknyamanan atau komplikasi terkait implan. Keputusan untuk mengangkat PFN harus dibuat setelah berkonsultasi dengan dokter bedah ortopedi yang merawat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesehatan pasien secara keseluruhan serta potensi risiko dan manfaat dari prosedur pengangkatan.
Waktu posting: 19-Apr-2025